Cara Budidaya Ikan Patin Yang Sudah Terbukti Berhasil

Cara Budidaya Ikan Patin Yang Sudah Terbukti Berhasil

Budidaya ikan patin di Indonesia sudah cukup dikenal secara luas karena risiko gagal panen yang rendah, terutama untuk jenis Pangasius hypothalamus (patin Thailand).

ikan patin

Kebutuhan akan ikan patin konsumsi terus meningkat setiap tahunnya, bahkan sering kali pemerintah masih melakukan impor dari Negara lain seperti Vietnam karena produksi dalam negeri belum cukup memenuhi kebutuhan nasional.

Selain itu ikan patin dapat diekspor karena peminatnya di luar negeri juga besar, terutama untuk Negara Asia Timur.

Dengan kata lain peluang meraup untung dari budidaya ikan tawar ini terbuka lebar dan tidak ada habisnya.

Berikut beberapa tips budidaya ikan patin agar cepat besar dan hasilnya maksimal ketika dipanen.

Pahami Syarat Tumbuh Ikan Patin

Meskipun ikan patin cukup terkenal dengan daya tahan tubuhnya (tidak mudah terserang penyakit), kondisi lingkungan yang memadai tetap diperlukan sehingga pertumbuhannya lebih cepat besar secara optimal.

Agar bibit patin lebih cepat berkembang, beberapa persyaratan dan kondisi daya dukung lingkungan yang harus terpenuhi.

Misal jika wilayah tempat tinggal Anda berada didekat sungai atau waduk, kolam pemeliharaan dapat dibuat dengan memakai jala apung tapi usahakan memilih area yang memiliki arus yang tidak terlalu deras!

Perihal kualitas air, harus memenuhi beberapa syarat di bawah ini:

  1. Tingkat keasaman air sangat penting, pH yang dianjurkan antara 6,5 s.d 7.
  2. Pastinya air harus bersih dari zat-zat kimia yang berbahaya seperti karporit atau pestisida.
  3. Kualitas kejernihan air tidak harus sejernih air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan hias, tapi juga tidak boleh terlalu keruh. Tingkat kekeruhan ini sangat mempengaruhi rasa ikan patin ketika disantap, semakin keruh air biasanya membuat ikan akan terasa lebih pahit ketika dimakan.
  4. Ikan patin cukup rentan terkena serangan penyakit yang diakibatkan oleh jamur, oleh karena itu sebaiknya juga ditambahkan cairan anti-jamur ke dalam air (contoh Blitzich atau Emolin dengan takaran sekitar 0,05 cc per liter).

Untuk suhu air tidak ada aturan yang khusus, karena ikan patin cukup mudah beradaptasi dengan perubahan suhu.

Tingkat temperatur baru menjadi hal yang penting saat penetasan telur and pembentukan larva, biasanya dilakukan di akuarium dan suhu air harus dijaga sekitar 26 s.d 28 derajat Celsius dengan menggunakan heater (mesin pemanas).

Beragam Jenis Kolam Pemeliharaan Ikan Patin

Kedalaman kolam secara umum untuk ikan patin dibuat antara 1 s.d 1,5 meter, kolam yang tidak cukup dalam cenderung membuat ikan mudah stres dan juga meningkatkan risiko ikan locat keluar dari kolam.

kolam ikan patin
kolam ikan patin

Terkadang penggunaan jaring atau waring diperlukan, dipasang di atas kolam untuk menghalangi ikan loncat dan keluar dari kolam pemeliharaan.

Ide ini juga bisa menghalangi daun dari pepohonan sekitar agar tidak mudah masuk ke dalam kolam, sehingga kebersihan air lebih terjaga.

Ikan patin dapat dibudidayakan dengan jenis kolam yang beragam, dari mulai konvensional (kolam tanah terbuka) sampai penggunaan terpal atau penggunaan jala apung.

Masing-masing jenis kolam pemeliharaan memiliki keunggulan yang berbeda!

Kolam tanah terbuka

Pertama, jenis tanah dimana kolam pemeliharaan dibuat sangat berpengaruh.

Sangat dianjurkan memilih tanah yang tidak berporos (sehingga mampu menampung air lebih baik karena tidak mudah bocor), biasanya tanah lempung atau tanah liat.

Perhatikan juga kemiringan tanah pada dasar kolam, sebaiknya dibuat agak miring sekitar 3 s.d 5 persen kemiringannya, hal ini sangat berguna untuk mengalirkan air lebih mudah dengan dukungan faktor gravitasi.

kolam tanah terbuka ikan patin
kolam tanah terbuka ikan patin

Sebelum digunakan, dasar tanah kolam biasanya juga dilakukan pemupukan untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman yang dapat menjadi makanan tambahan bagi ikan patin.

Pupuk yang digunakan usahakan pupuk organik, contoh pupuk kandang atau kompos yang sudah matang dengan takaran sekitar 50 s.d 700 gram per meter persegi.

Kelebihan kolam lumpur tanah adalah biaya lebih murah dan ketersediaan makanan tambahan dari tanaman yang tumbuh didasar kolam.

Kekurangannya, kolam jenis ini tidak kuat (harus terus diperbarui tiap siklus panen) dan air cenderung lebih mudah keruh sehingga tidak semua jenis ikan patin dapat dibudidayakan.

Selain itu, air yang keruh akan mengurangi rasa kelezatan ikan patin ketika kita makan karena cenderung akan lebih pahit rasanya (apalagi jika cara memasaknya tidak benar).

Kolam semen tembok

Jika yang Anda cari jenis kolam yang sifatnya permanen dan lebih tahan lama untuk jangka panjang, kolam semen tembok jawabannya.

kolam semen tembok ikan patin
kolam semen tembok ikan patin

Mengingat biaya investasi untuk jenis kolam ini lebih besar, sangat perlu perencanaan secara matang sehingga ketika sudah jadi dapat berfungsi maksimal sesuai yang kita harapkan!

Kolam model semen tembok bisa dibuat dengan dua cara:

  1. Tipe pertama, kolam dibuat dengan menggali tanah. Permukaan kolam ketika sudah terisi air memiliki ketinggian yang tidak terlalu beda jauh dengan tanah sekitar.
  2. Atau kolam dibuat tanpa penggalian tanah, melainkan dengan meninggikan area pinggir tembok kolam hingga mencapai syarat kedalaman kolam yang diinginkan.

Kolam semen tembok dengan penggalian tanah biasanya lebih dianjurkan jika ada sumber air dari sungai atau irigasi air sehingga air dapat mengalir ke kolam.

Jika tidak ada sumber air yang mengalir disekitar wilayah Anda,

sebaiknya kolam dibuat tanpa penggalian tanah untuk menghemat biaya pembuatan kolam.

Selain ketahanan yang lebih kokoh dan tahan lama, jenis kolam semen beton memungkinkan pembuatan sistem pengairan air yang lebih teratur

sangat memudahkan untuk menguras air (ketika hendak dibersihkan) dan sangat membantu agar lebih mudah menangkap ikan ketika panen.

Jangan lupa membuat lubang pada bagian atas tembok kolam untuk membuang air berlebih saat hujan, sehingga air tidak mudah meluber.

Jenis kolam terpal                                                           

Jauh sebelum budidaya ikan patin mulai terkenal di tanah air, model kolam terpal sudah umum digunakan untuk budidaya ikan lele.

Kelebihan jenis kolam ini adalah kesederhanaan dan kepraktisannya, kita hanya memerlukan terpal dan bambu untuk penyangga kolam, jadi jauh lebih murah dari segi biaya.

kolam terpal ikan patin
kolam terpal ikan patin

Susun bambu sedemikian rupa hingga membentuk pagar kolam, kemudian kaitkan terpal pada tiang bambu tersebut sehingga membentuk kolam, pastikan tiang penyangga bambu sudah cukup stabil dan kuat ketika terpal diisi air!

Agar lebih kuat, dapat dilakukan pengalian tanah secukupnya (tidak harus 1 meter, 30-50 cm sudah cukup).

Kekurangan jenis kolam terpal adalah ketidakseimbangannya ketika diisi air, jika konstruksinya tidak benar akan mudah ambruk.

Dan meskipun cukup untuk beberapa kali panen, tentunya tidak seawet kolam tanah dan kolam semen tembok.

Pembibitan Ikan 

Untuk cara tradisional, bibit ikan dapat langsung dicari di alam liarnya. Sedangkan untuk budidaya ikan patin secara komersil, swadaya pembibitan diperlukan.

Bibit juga bisa dibeli langsung dari petani lain yang khusus orientasinya menghasilkan bibit ikan patin.

bibit ikan patin
bibit ikan patin

Namun untuk menekan biaya, sebaiknya juga mempelajari pembibitan secara mandiri.

Secara garis besar, tahapan pembibitan ikan patin meliputi:

Memilih indukan siap untuk pemijahan

Pilih indukan betina dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Bobot setidaknya 1,5 kg, dengan umur cukup tua (setidaknya 3 tahun)
  2. Perut tidak membesar ke arah kepala, melainkan ke arah ekor. Dan perut memiliki tekstur halus dan tidak keras ketika diraba pake tangan, memilki kulit yang tidak terlalu tebal.
  3. Memiliki kloaka berwarna merah tua, dan cenderung membengkak (tanda betina lebih subur).

Sedangkan untuk jantan, pilih yang memiliki kriteria di bawah ini:

  1. Umur juga sudah cukup dewasa untuk dijadikan indukan, minimal usia 2 tahun dan dengan bobot setidaknya 1,5 s.d 2 kg.
  2. Bagian area kelamin berwarna merah tua dan juga cenderung membengkak.
  3. Memiliki perut yang tipis dan lembek.

Setelah memilih indukan, segera letakkan pada kolam terpisah. Pada kolam khusus ini, indukan diberikan pakan yang lebih intensif baik dari segi jumlah maupun kualitas.

Pakan harus mengandung protein tinggi, berikan juga rucah (setidaknya 2 kali seminggu) dengan takaran 10 persen dari bobot indukan untuk mempercepat stimulasi pematangan gonad.

Pemberian hormon stimulasi reproduksi

Salah satu yang sering digunakan adalah kelenjar hipofise yang dapat kita temukan pada bagian otak ikan mas (biasanya berwarna putih).

Ambil kelenjar hipofise ini kemudian tumbuk pelan-pelan hingga halus dalam tabung kecil, setelah itu campurkan dengan air murni aquades.

Campuran cairan ini kemudian disuntikkan pada punggung ikan patin indukan (terutama betina),setelah itu ikan indukan (jantan dan betina) siap diletakkan pada wadah yang sama untuk proses pemijahan.

Penetasan telur dan pembentukan larva bibit ikan

Jika pemijahan berhasil, telur akan menetas setelah 3-5 hari, dan setelah menjadi larva bibit ikan segera pindahkan ke dalam kolam/akuarium khusus dengan kepadatan populasi 500 ekor untuk setiap 80x45x45 cm area.

Jangan lupa memasang aerator pada kolam khusus ini agar bibit ikan bisa bertahan sampai cukup besar untuk dipindah ke kolam pendederan.

Benih larva ikan umur satu hari biasanya sudah mempunyai makanan bawaan (berupa yolk sac) jadi tidak perlu diberikan pakan.

Selang 2-3 hari kemudian, dapat diberikan pakan berupa telur ayam rebus yang di cacah menjadi ukuran lebih kecil. Selanjutnya bisa juga diberi pakan jetik nyamuk atau kutu air.

Tahap pendederan

Bibit ikan yang sudah cukup besar, biasanya 1-3 minggu setelah pembentukan larva, dapat ditebar pada kolam pendederan supaya tumbuh besar lebih cepat lagi.

Kolam pendederan dapat berupa kolam lumpur atau kolam semen tembok, biasanya ukurannya lebih kecil dari kolam pembesaran utama.

Pembesaran dan Pemeliharaan Bibit Ikan Patin

Bibit ikan patin yang sudah siap bisa dipindahkan ke kolam pembesaran utama, biasanya ketika bobotnya sudah mencapai 100 gram.

Pemberian pakan adalah faktor utama agar ikan patin cepat besar, di sini variabel yang menentukan adalah jumlah pakan, frekuensi pemberian pakan, dan kandungan gizi pakan.

pemberian pakan ikan patin
pemberian pakan

Pakan biasanya diberikan 2x dalam sehari, yaitu pagi dan sore,dengan dosis 3 s.d 5 persen dari berat ikan,

jadi kemungkinan bisa berubah setiap bulannya seiring dengan bertambahnya bobot ikan (lakukan penimbangan berat ikan secara berkala, minimal sebulan sekali).

Jenis makanan ikan patin meliputi pelet (konsenstrat, sebagai pakan utama) dan bisa juga diselingi beragam variasi jenis pakan lainnya seperti; bekicot, keong mas, nasi kering sisa dapur, ampas tahu, dll.

Panen

Secara umum, bibit ikan patin mencapai bobot hingga 600 s.d 700 gram dalam rentang waktu 6 bulanan,

bisa lebih cepat atau lebih lama dari rentang ini tergantung banyak faktor.

panen ikan patin
panen ikan patin

Waktu panen biasanya berdasarkan pada bobot ikan yang sudah mencapai ambang batas angka layak konsumsi,

yang paling umum adalah 200 gram s.d 1 kg (tergantung selera masing-masing dan permintaan pasar).

Untuk budidaya ikan patin orientasi ekspor, syarat bobot konsumsinya biasanya lebih besar hingga 1,5 kg.

Baca juga