Cara Praktis Menanam TambulaPot Dengan Mudah
Cara menanam tabula pot atau lebih sering disingkat tabulampot makin digandrungi beberapa tahun terakhir, khususnya bagi sebagian orang yang tinggal di lahan yang tidak terlalu luas seperti area perkotaan.
Tabulampot sendiri maknanya adalah teknik budidaya tanaman buah dalam wadah minimalis berupa pot.

Metode ini memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan metode konvensional, yang paling utama tentunya tidak diperlukan lahan yang luas.
Banyak tanaman buah ukurannya besar dan memakan lahan yang tidak sedikit ketika ditanam, disini metode tabulampot mungkin bisa menjadi salah satu solusi yang layak dicoba.
Memang ada beberapa tahapan yang memerlukan pemahaman teknis, tapi pada dasarnya tidak terlalu sulit untuk dipahami.
Berikut cara menanam tabula pot yang bisa dipraktekan oleh semua orang, termasuk oleh orang awam.
Pemilihan Bibit Tanaman Buah
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan tabulampot sangat dipengaruhui oleh kualitas bibit, karena bibit yang bagus bisa menjadi langkah awal yang sangat penting untuk memastikan tanaman tumbuh baik dan pada akhirnya bisa menghasilkan buah.
Bibit tanaman secara garis besar kita bedakan menjadi dua kategori:
- Bibit hasil dari proses vegetatif seperti metode stek, penyambungan, okulasi, dan cangkok.
- Dan bibit diperoleh dari proses generatif, dimana melalui pengembangbiakan biji buah.
Agar hasil maksimal, banyak orang menyarankan untuk memilih bibit vegetatif. Selain mudah dilakukan, peluang bibit untuk menjadi sama persis seperti pohon indukan juga lebih besar (jadi lebih terukur).

Bibit vegetatif juga biasanya lebih cepat berbuah, sangat cocok untuk untuk sistem tabulampot. Kekurangannya, tanaman biasanya mudah roboh karena akarnya tidak sekuat bibit generatif.
Namun hal ini bukan hal yang perlu dicemaskan, karena menanamnya pada media pot lebih terkontrol.
Bibit tanaman bisa dibeli langsung dari toko tanaman, atau bisa membuatnya sendiri jika sudah memiliki tanaman indukan.
Harga bibit tergantung dari jenis tanaman buah itu sendiri dan usianya (biasanya semakin tua semakin mahal).
Ada juga beberapa penjual yang juga sudah menyiapkan tabulampot siap jadi, bahkan ada yang sudah menghasilkan buah.
Untuk harga tanaman tabulampot yang sudah berbuah harganya bisa Rp 500 ribuan atau bahkan jutaan (tegantung kondisi dan jenis tanaman), tapi Anda tidak perlu repot menanamnya dari awal.
Pemilihan Jenis Pot
Jenis pot bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Pot tidak harus terbuat dari tembikar (tanah liat), kayu, atau semen – bisa juga menggunakan kaleng bekas, drum bekas, tempat sampah bekas, dan masih banyak lagi.
Setiap jenis pot memiliki keunggulan dan kelemahan, pot dari bahan plastik dan besi (drum bekas) biasanya lebih awet tapi bukan wadah ideal untuk tumbuhan.

Pot berbahan kayu dan tanah biasanya rentan retak (tidak awet), tapi relatif handal untuk menjaga kelembapan media tanam karena memiliki pori-pori.

Yang penting untuk diingat adalah ukuran pot harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pot untuk tanaman yang sudah berusia tahunan tentu ukurannya lebih besar dibanding pot untuk tanaman muda.
Selain itu, pot harus memiliki lubang dibawahnya dan kaki penyangga yang memisahkan dasar pot dengan lantai (penting agar pertumbuhan akar bisa dimonitor lebih mudah dan berfungsi sebagai drainase air). Jika tidak ada kaki penyangga, pot bisa diganjal dengan batu bata!
Terus kedepannya gimana, apa bisa terus ditaruh di dalam pot?
Namanya juga tabulampot, jadi benar tanaman akan selalu berada di wadah pot (kecuali jika Anda punya lahan yang cukup, tanaman bisa dipindah pada lahan tersebut jika sudah besar).
Untuk mengatasi pertumbuhan tanaman yang kian membesar, bisa dilakukan pemangkasan (tidak hanya ranting atau dahan pohon, tapi juga pada akarnya).
Pemangkasan dapat dilakukan secara berkala agar ukuran tanaman tetap terkontrol sehingga senantiasa bisa ditampung dalam wadah pot.
Dan jika usia produktif tanaman sudah lewat, sebaiknya tanaman diganti dengan bibit baru agar wadah pot yang sama bisa digunakan lebih produktif lagi.
Siapkan Media Tanam!
Media tanam fungsinya sebagai sarana untuk menopang tanaman dan sekaligus tempat pertumbuhan akarnya – dan yang pasti harus bisa mamasok nutrisi yang cukup bagi tanaman.
Pilihan media tanam cukup banyak, bisa disesuaikan dengan sumber daya yang kalian miliki (pilih yang paling mudah didapatkan di tempat tinggal kalian).
Adapun yang paling umum digunakan untuk tabulampot adalah campuran arang sekam, tanah gembur (tanah bagian atas), dan kompos matang (telah dibusukan /difermentasikan sempurna) dengan takaran 1 : 1 : 1.
Pilihan lainnya bisa juga menggunakan campuran sekam padi, pupuk kandang (yang sudah kering), dan tanah gembur dengan komposisi yang sama.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah tingkat keasaman media tanam.
Kandungan material tanah di daerah tropis seringkali memiliki tingkat pH keasaman yang tinggi, sehingga terkadang kita perlu juga menambahkan sedikit kapur pertanian (dolomit) pada media tanam.
Pemindahan Bibit ke Media Tanam Utama
Setelah media tanam siap, bisa segera dipindahkan bibit tanaman dari wadah penyemaian ke dalam pot.
Caranya mudah:
- Pilih pot yang sesuai dengan ukuran tanaman, bisa dimulai dari pot ukuran sedang (jangan langsung yang besar). Ukuran pot bisa diganti menyesuaikan dengan usia dan ukuran tanaman.
- Masukan pecahan genting atau bata, dicampur sedikit serabut kelapa.
- Selanjutnya masukan media tanam yang sudah dipersiapkan hingga pot penuh (jangan dipadatkan dulu).
- Ambil bibit dan buka plastik (polybag) media penyemaiannya secara hati-hati, jangan sampai merusak akar bibit.
- Setelah itu posisikan bibit tepat posisinya di tengah pot, dan tanam. Kemudian tekan perlahan dengan telapak tangan agar sedikit memadat.
- Cek lagi kondisi bibit, jika ada dahan atau daun yang telah layu sebaiknya pangkas saja karena bisa menghambat pertumbuhan.
- Letakan di area yang teduh dulu agar bisa adaptasi (selama kurang lebih 5 s.d 7 hari), jangan lupa untuk menyiraminya secukupnya. Selanjutnya bisa dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari langsung!
Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan terdiri dari 3 ketegori utama; penyiraman, pemupukan dan penyiangan.

Secara umum penyiraman cukup dilakukan 1 kali sehari.
Tapi intensitas penyiraman juga harus disesuaikan dengan jenis tanaman buah, karena ada sebagian tanaman yang membutuhkan asupan air lebih tinggi, misal jambu air dan alpukat bisa diberikan penyiraman 2 kali dalam sehari khususnya saat puncak musim kemarau.
Tidak seperti tanaman yang tumbuh pada media lahan konvensional, tabulampot memiliki unsur kandungan hara dan nutrisi tanaman yang terbatas jadi sebaiknya dilakukan pemupukan berkala!
Seperti penyiraman, pemupukan juga menyesuaikan dengan jenis tanaman. Tapi secara umum dilakukan 1 kali dalam sebulan (untuk pemupukan pertama) dan pemupukan susulan tiap 3 atau 4 bulan sekali.
Pupuk bisa berupa pupuk organik (kompos atau pupuk kandang kering) atau pupuk non-organik (tapi sebaiknya hindari jika buah untuk dikonsumsi sendiri). Untuk lebih praktisnya bisa juga memakai pupuk organik cair!
Selain 3 hal di atas, perawatan lainnya yang tidak kalah penting adalah pemangkasan.
Pemangkasan dapat dilakukan secara berkala dengan tujuan agar ukuran tanaman tetap terkontrol dan produksi buahnya tinggi.
Pangkas ranting atau dahan yang tidak terlalu sehat (kering atau pudar warnanya). Idealnya, dalam satu batang utama terdapat maksimal 3 batang sekunder dan tiap batang sekunder maksimal hanya menampung 3 batang tersier.
Pemangkasan terkadang juga perlu untuk memastikan semua bagian tanaman dapat memperoleh pencahayaan sinar matahari!
Tidak hanya ranting, panjang akar juga perlu dikontrol. Jika dirasa panjang akar sudah menembus lubang bagian bawah pot, sebaiknya dicek (mungkin ukuran pot harus diganti menjadi lebih besar)!
Apabila ukuran pot dirasa sudah maksimal dan tanaman masih produktif, potong beberapa akarnya sekaligus ganti media tanamnya dengan yang baru.
Dan jika usia produktif tanaman telah lewat, sebaiknya diganti dengan bibit yang baru.
Hal Penting Lainnya yang Perlu Dipahami
Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa tanaman bisa menghasilkan buah, dan sayangnya tidak semua tanaman akhirnya bisa berbuah walaupun kita telah melakukan semua prosedur dengan benar.
Sebab yang paling umum adalah jenis tanaman itu sendiri. Meskipun hampir semua jenis tanaman buah bisa ditanam dengan sistem tabulampot, tidak semuanya dalam kategori mudah berbuah.
Bahkan tanaman durian dan alpukat sampai sekarang masih belum ada yang bisa membuatnya berbuah ketika ditanam dengan tabulampot.
Sebaliknya tanaman buah seperti manga, jambu, jeruk, dan belimbing sudah sangat sering berhasil berbuah dalam tabulampot. Sedangkan yang sulit berbuah diantaranya manggis, kelengkeng, rambutan, dan duku.
Sekian panduan dasar tentang cara menanam tabula pot, langsung saja praktik dijamin tidak sulit!
Baca juga