6 Jenis Hewan Bertubuh Lunak Terunik, LENGKAP!
Moluska atau sering disebut juga sebagai hewan bertubuh lunak merupakan salah satu filum dari hewan. Jenis atau spesies dari filum ini sendiri cukup banyak, yaitu mencapai seratus ribu spesies lebih.
Filum ini juga merupakan filum terbesar kedua setelah Arthtropoda.
Arthropoda sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu “arthro” yang berarti “sendi” atau “ruas” dan “podos” yang berarti “kaki”.
Istilah tersebut tentu diberikan bukan tanpa alasan, namun karena mengacu pada ciri-ciri yang terdapat pada spesies dari filum tersebut.
Ciri utamanya adalah kaki beruas-ruas atau berbuku-buku.
Selain itu, hewan Arhtropoda juga memiliki rangka luar (eksoskeleton) dan bentukan tubuh cenderung memiliki segmen.
Diperkirakan bahwa filum ini adalah filum paling sukses yang berhasil hidup di muka bumi.
Bagaimana tidak, anggota filum Arthropoda ini dapat ditemukan di hampir semua habitat.
Beberapa ahli zoologi memperkirakan terdapat lebih dari 1018 anggota Arthropoda yang hidup hingga saat ini.
Untuk jumlah spesies yang telah dikenali bahkan mencapai lebih dari satu juta spesies.
Ciri Hewan Bertubuh Lunak
Moluska atau hewan bertubuh lunak memiliki ciri utama, yaitu bentuk tubuhnya yang simetris bilateral.
Simetris bilateral adalah bentuk tubuh yang seakan-akan dibagi menjadi dua sisi atau lebih mirip seperti refleksi.
Meskipun jumlah spesiesnya sangat banyak, namun dari beberapa spesies tersebut masih memiliki kemiripan dari segi bentuk tubuh antara satu dengan lainnya.
Dalam hal perkembangan embrio, mulut pada embrio Moluska terbentuk lebih dahulu daripada anus, sehingga anggota Moluska masuk ke dalam kelompok Prostotomia.
Sebagian besar spesies Moluska juga biasanya dilengkapi dengan cangkang untuk melindungi tubuh mereka dari ancaman.
Dalam hal memperoleh makanan, anggota Moluska dilengkapi dengan organ khusus yang berfungsi mirip lidah, yang disebut radula.
Radula dilengkapi dengan baris gigi yang berfungsi untuk mengunyah makanan.
Makanan Moluska biasanya, seperti ganggang dan dedaunan.
Sistem pencernaan pada Moluska terbagi menjadi beberapa kategori.
Meskipun pada umumnya setiap anggota Moluska sudah memiliki sistem pencernaan yang sudah sempurna.
Namun tetap saja, terdapat beberapa perbedaan pada mulut, radula, dan alat bantu makan lainnya.
Ada yang Hermaprodit dan Ada juga yang Gonokoristik
Daur hidup Moluska atau hewan bertubuh lunak ini khususnya pada sistem reproduksi memiliki jenis kelamin berbeda atau bukan hermaprodit (berkelamin ganda).
Letak gonad (alat kelamin) berada pada visceral mass.
Namun, tidak semua Moluska berbeda kelamin (gonokoristik), contohnya saja siput yang tergolong hermaprodit.
Khusus pada anggota Moluska yang hermaprodit, testis dan ovarium mereka terdapat pada satu gonad yang biasa disebut ovotestis.
Jenis Hewan Bertubuh Lunak
Kerang Darah
Salah satu jenis atau spesies dari Moluska yang tentu sudah tidak asing di telinga kita adalah kerang darah.
Kerang yang satu ini memang menjadi salah satu primadona bagi penggemar kuliner.
Kerang darah adalah salah satu jenis kerang yang biasa dimakan oleh masyarakat Asia Timur dan Asia Tenggara.
Kerang ini disebut kerang darah bukan karena tanpa alasan.
Jenis karang ini disebut karang darah karena ia menghasilkan hemoglobin dalam cairan yang dihasilkannya, sehingga membuat bagian dalam kerang ini berwarna merah darah.

Persebaran kerang ini cukup luas. Bagaimana tidak, kerang ini diketahui menghuni kawasan Indo-Pasifik dan bahkan juga tersebar di pantai Afrika Timur hingga ke Polinesia.
Itulah mengapa kerang satu ini sering kita jumpai di tanah air.
Kerang ini berbentuk seperti kerang pada umumnya, yaitu memiliki dua keping cangkang yang dapat membuka dan menutup.
Cangkang pada kerang ini dapat dibuka dan ditutup, karena terdapat sendi yang menghubungkan kedua cangkang tersebut.
Keping cangkang pada kerang juga biasa disebut dengan valve. Oleh karena itu, kerang-kerangan juga dikenal dengan bivalvia.
Cangkang kerang ini sendiri memiliki beberapa lapisan pembentuk.
Terdapat 3 lapisan tepatnya, yaitu:
- Periostrakum, yaitu lapisan paling luar yang berfungsi sebagai pelindung.
- Prismatic, yaitu lapisan kedua yang tersusun dari kristal-kristal kapur berbentuk seperti prisma.
- Nakreas, yaitu lapisan inti atau induk, lebih tipis dan berfungsi melapisi mutiara. Namun tidak semua jenis kerang memiliki lapisan nakreas.
Kerang Hijau
Selain kerang darah, jenis anggota Moluska lain adalah kerang hijau.
Kerang hijau ini biasa dikenal dengan green mussels.
Jenis kerang ini hidup di laut dan juga memiliki dua cangkang yang dapat menutup dan membuka.
Kerang ini disebut kerang hijau juga dikarenakan warnanya yang hijau.

Kerang ini juga memiliki beragam sebutan atau nama-nama lokal seperti kijing, kedaung, kemudi kapal, dan bia tamako.
Masing-masing sesuai dengan asal daerah seperti kijing dari Jakarta, kedaung dari Banten, dan bia tamako dari Maluku Utara.
Namun tetap saja nama kerang hijau-lah yang paling dikenal oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat Indonesia.
Penyebaran kerang ini juga cukup luas.
Menurut Wikipedia, kerang hijau memiliki persebaran mulai dari laut India bagian Barat hingga Pasifik Barat, dari Teluk Persia hingga Filipina, bagian Utara dan Timur Laut China, hingga Taiwan, dan tentunya, kerang ini juga tersebar sangat luas di perairan Indonesia.
Di Indonesia jenis kerang ini ditemukan dalam jumlah banyak pada bulan Maret hingga bulan Juli pada area pasang surut dan subtidal.
Hewan ini bersifat berkelompok, sehingga biasa ditemukan bergerombol dan menempel kuat pada substrat.
Substrat yang biasa digunakan untuk kerang ini menempel merupakan benda-benda keras, seperti kayu, bambu, batu dan lainnya.
Kerang ini dapat dikatakan berukuran cukup besar, yaitu memiliki panjang tubuh berkisar antara 6,5 – 8,5 cm dan diameter sekitar 1,5 cm.
Ciri utama dari kerang ini tentu terdapat pada warnanya, yaitu hijau menyala.
Sebenarnya yang menyebabkan warna pada cangkang ini menyala adalah gradasi antara warna merah marun gelap dan hijau lumut.
Meskipun menjadi salah satu menu favorit bagi masyarakat Indonesia, tak serta-merta membuat kerang ini selalu mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Beragam isu bermunculan mulai dari banyaknya kerang hijau yang terkontaminasi logam berat, sehingga sempat masyarakat Indonesia cukup dihebohkan dengan isu ini dan angka penjualan kerang ini pun menurun drastis.
Jenis kerang ini juga kerap kali dibudidayakan, karena metode pembudidayaannya yang terbilang cukup mudah.
Kerang ini diketahui memiliki tingkat adaptasi yang sangat baik, sehingga dalam perawatannya tidak membutuhkan cara yang rumit.
Cara merawatnya hanya dengan menggunakan bambu atau kayu yang ditancapkan ke dalam perairan.
Kemudian, benih kerang hijau disebar dalam perairan tersebut dan cukup dibiarkan saja, maka kerang hijau sudah dapat berkembang sendiri tanpa perlu diberi makan.
Cumi-Cumi
Hewan bertubuh lunak lain adalah cumi-cumi. Hewan ini pun sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Bahkan sebagian besar masyarakat Indonesia juga gemar menyantap beragam masakan olahan berbahan dasar cumi-cumi.
Hal ini bisa terjadi karena hewan ini tersebar luas di perairan Indonesia dan cukup melimpah.
Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda yang menghabiskan seluruh hidupnya di laut.
Cephalopoda sendiri adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti kaki kepala.
Ukurannya juga beragam mulai dari berukuran kecil hingga besar, mulai dari berdiameter 1 mm hingga 5 cm atau bahkan lebih.

Cumi-cumi juga masuk dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang).
Ciri-ciri lain dari hewan ini adalah memiliki semacam cairan seperti tinta yang dapat disemprotkan jika hewan ini sedang merasa terancam. Cairan tersebut berwarna hitam pekat layaknya tinta.
Hampir semua cumi-cumi memiliki tubuh berbentuk pipa dan memiliki tangan berbentuk tentakel yang berfungsi untuk menjerat mangsanya.
Disamping itu, cumi-cumi juga memiliki rahang kuat untuk merobek mangsanya, bentuknya mirip seperti paruh burung.
Hewan ini juga memiliki kemampuan memancarkan cahaya dari tubuhnya.
Gurita
Hewan lain yang tergolong hewan bertubuh lunak adalah gurita. Sosoknya yang sudah tidak asing bagi kita juga sering digambarkan dalam berbagai karakter dalam industri perfilm-an.
Gurita adalah hewan yang gemar atau menghabiskan hidupnya di terumbu karang.
Gurita sendiri memiliki hampir 300 spesies yang tersebar luas hampir di seluruh penjuru dunia.
Hewan ini juga memiliki tentakel, layaknya cumi-cumi. Ia juga memiliki kemampuan untuk merubah warna kulitnya jika merasa terancam.

Tentakel pada gurita dilengkapi dengan suatu alat yang dapat menghisap yang berbentuk bulat dan digunakan sebagai penangkap mangsa dan menempel pada substrat.
Selain itu, tentakel pada gurita juga digunakan alat gerak utama.
Tentakel terdiri dari otot-otot kuat dan hampir tidak ada tulang sama sekali, sama halnya dengan bagian tubuh gurita lainnya, yaitu hanya terdapat otot-otot saja.
Gurita juga tidak dilengkapi cangkang seperti Moluska pada umumnya.
Alasannya adalah karena gurita sudah memiliki sistem pertahanan tubuh yang lain, yaitu mimikri atau dapat merubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungannya.
Bagian terkeras dari gurita adalah pada paruh yang dimilikinya. Paruh tersebut biasa digunakan untuk membunuh dan merobek daging mangsanya.
Tubuh hewan ini juga cenderung fleksibel, sehingga dapat bergerak lincah dan menyelipkan diri pada celah sempit diantara bebatuan.
Namun sayangnya dari beberapa kelebihan tersebut, gurita juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah daur hidupnya yang singkat, yaitu hanya sekitar 6 bulan saja.
Ukuran gurita juga beragam, mulai dari berukuran panjang 10 cm, bahkan jenis tertentu dapat mencapai 40 kilogram untuk beratnya. Jenis tersebut merupakan jenis terbesar dari gurita, yaitu Gurita Raksasa Pasifik Utara.
Di Indonesia gurita juga sering disajikan sebagai menu makanan. Namun tidak untuk semua kalangan, karena peminatnya hanya sebagian saja.
Tapi di Korea Selatan dan Jepang, hewan ini banyak digemari bahkan disantap dengan cara yang ekstrim yaitu dimakan hidup-hidup.
Akan tetapi, cara memakan gurita yang ekstrim tersebut sangat tidak dianjurkan, karena memiliki resiko tinggi untuk tersedak yang dapat berujung pada kematian.
Soal kecerdasan, gurita dikategorikan sebagai hewan yang sangat cerdas. Bahkan dalam golongan invertabrata, hewan ini adalah yang tercerdas.
Walaupun demikian, topik kecerdasan gurita masih diperdebatkan oleh kalangan ahli biologi bahkan hingga saat ini.
Baca Juga